Human Immunodeficiency Virus (HIV)terus ditemukan di Kabupaten Cirebon dari tahun 1990 sampai dengan akhir tahun 2014 sudah mencapai 973 kasus. Hal ini tentunya dengan melakukan pemeriksaan ke populasi kunci dan orang-orang yang berisiko tinggi tertular HIV. Kasus tahun 2014 sendiri ditemukan 199 kasus. Kasus pun masih di dominasi kaum laki-laki (65%)dan usia produktif (20-50th) 85%. Jika dilihat dari faktor risiko lebih dominan pada transmisi seksual (60%), pengguna narkoba suntik (35%) dan 4,5% melalui penularan lainnya serta penularan secara vertikal(ibu ke anak) 0,5%.
Tentunya dengan adanya kasus penularan secara vertikal ini, semua ibu hamil harus disarankan untuk tes HIV yang tentunya dengan melihat faktor resiko. Hal ini tetntunya sesuai dengan Surat Edaran Kementerian Kesehatan Nomor 129 Tahun 2013.
Bahkan dengan Permenkes Nomor 21 Tahun 2013, setiap ODHA harus diskreening TB dan setiap pasien TB harus ditawarkan untuk tes HIV. Dengan hal ini tentunya bertujuan untuk menurunkan beban TB pada ODHA dan sebaliknya.
Read more...
Poster HIV-AIDS Thumbnail
Prevalency rate HIV Thumbnail
ARV, Dambaan ODHA Thumbnail
Rapid Test Thumbnail

Poster HIV-AIDS
Narkoba adalah salah satu pintu masuk HIV...More
Prevalence HIV
Jumlah HIV-AIDS terus berkembang...More
ARV dambaan ODHA
Sampai saat ini belum diketemukan obat untuk HIV-AIDS...More
Rapid Test
Dengan Rapid Test makin cepat deteksi Antibodi HIV...More
Tampilkan postingan dengan label vct. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label vct. Tampilkan semua postingan
Selasa, 31 Maret 2015
Kamis, 21 Februari 2013
Puskesmas Suranenggala Layani IMS dan HIV/AIDS
Sejak Januari 2013 Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon menambah klinik layanan IMS dan HIV/AIDS di Puskesmas Suranenggala, tidak lain dari penambahan ini adalah daram rangka meningkatkan aksessibilitas pelayanan, sehingga masyarakat bisa lebih efisien baik dari waktu maupun biaya yang dikeluarkan untuk datang ke pelayanan kesehatan.
Perlu diketahui bahwa layanan ini meliputi pemeriksaan laboratorium, konseling, pengobatan dan dukungan bagi masyarakat yang membutuhkannya.
Read more...
Perlu diketahui bahwa layanan ini meliputi pemeriksaan laboratorium, konseling, pengobatan dan dukungan bagi masyarakat yang membutuhkannya.
Sabtu, 31 Maret 2012
Update data HIV sampai dengan Maret sebanyak 584 kasus
Pada tahun 2000 kasus HIV-AIDS di Kabupaten Cirebon petamakali ditemukan sebanyak 3 kasus, dan dalam kurun waktu 12 tahun tepatnya sampai dengan bulan Maret tahun 2012 sudah mencapai 584 kasus. Kasus ini diketemukan melalui Mobile VCT dan Klinik VCT serta Palang Merah Indonesia (PMI), dimana untuk warga kabupaten 255 kasus, penghuni LAPAS Suntik Gintung 311 dan pemeriksaan darah di PMI 18 kasus.
Untuk warga Kabupaten Cirebon dari sejumlah 255 kasus, apabila dilihat dari cara penularannya, melalui sex bebas 182 (71,37%), Pengguna Narkoba Suntik (penasun) 72 (28,23%) dan perinatal 1 (0,39%) kasus.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus penyebab AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) sehingga akan timbul sekumpulan gejala penyakit sebagai akibat dari menurunnya system kekebelan tubuh. Kondisi ini akan terus memburuk jika tidak segera ditangani bahkan bisa meninggal
Senin, 30 Januari 2012
Ibu Hamil Wajib Tes HIV jika Suami doyan Jajan atau nge-Drugs
Meski tampak sehat, ibu hamil bisa saja menularkan HIV ke anaknya sebab infeksi virus ini memang tidak selalu memunculkan gejala. Biar lebih aman, ibu hamil sangat dianjurkan tes HIV jika suaminya pengguna narkoba atau suka jajan.
Tingkat penularan Human Imunnodeficiency Virus (HIV) pada ibu dan anak makin meningkat belakangan ini. Dalam banyak kasus, ibu dan anak menjadi korban dari perilaku ayah yang berisiko misalnya menggunakan narkoba atau gonta ganti pasangan seks.
Meski begitu, penularan dari ibu hamil ke anak yang dikandungnya bisa dicegah melalui program Preventing Mother to Child Transmission (PMTCT). Syaratnya adalah, infeksi HIV pada ibu hamil tidak boleh terlambat terdeteksi agar pemberian obat antiretroviral (ARV) lebih efektif.
Sayangnya deteksi HIV tidak bisa dilakukan hanya dari gejalanya saja, sebab infeksi HIV biasanya tidak menunjukkan gejala apapun hingga 5-10 tahun sejak tertular. Satu-satunya cara untuk mendeteksinya adalah dengan tes HIV atau VCT (Voluntary Counseling and Test).
"Memang tidak semua ibu hamil harus periksa, hanya yang berisiko saja. Misalnya suaminya adalah pengguna narkoba, atau sering gonta ganti pasangan seks," kata dr Fauziawaty, dokter praktik di Klinik KB PT Indofood Makassar saat ditemui di Kawasan Industri Makassar, Kamis (16/12/2011).
Pemberian ARV untuk mencegah penularan HIV dari ibu hamil ke anak yang dikandungnya biasanya masih efektif jika dilakukan sejak pekan ke-14 masa kehamilan, atau akan lebih baik jika diberikan sejak berencana hamil. Jika sudah terlambat, penularan HIV hanya bisa dicegah dengan cara melahirkan anak secara caesar.
Selain menular dari ibu hamil ke anaknya, HIV juga bisa menular melalui kontak cairan tubuh terutama darah dan cairan sperma. Pencegahannya antara lain dengan menghindari perilaku seks yang berisiko misalnya gonti-ganti pasangan, serta tidak memakai jarum suntik bersama-sama.
Read more...
Tingkat penularan Human Imunnodeficiency Virus (HIV) pada ibu dan anak makin meningkat belakangan ini. Dalam banyak kasus, ibu dan anak menjadi korban dari perilaku ayah yang berisiko misalnya menggunakan narkoba atau gonta ganti pasangan seks.
Meski begitu, penularan dari ibu hamil ke anak yang dikandungnya bisa dicegah melalui program Preventing Mother to Child Transmission (PMTCT). Syaratnya adalah, infeksi HIV pada ibu hamil tidak boleh terlambat terdeteksi agar pemberian obat antiretroviral (ARV) lebih efektif.
Sayangnya deteksi HIV tidak bisa dilakukan hanya dari gejalanya saja, sebab infeksi HIV biasanya tidak menunjukkan gejala apapun hingga 5-10 tahun sejak tertular. Satu-satunya cara untuk mendeteksinya adalah dengan tes HIV atau VCT (Voluntary Counseling and Test).
"Memang tidak semua ibu hamil harus periksa, hanya yang berisiko saja. Misalnya suaminya adalah pengguna narkoba, atau sering gonta ganti pasangan seks," kata dr Fauziawaty, dokter praktik di Klinik KB PT Indofood Makassar saat ditemui di Kawasan Industri Makassar, Kamis (16/12/2011).
Pemberian ARV untuk mencegah penularan HIV dari ibu hamil ke anak yang dikandungnya biasanya masih efektif jika dilakukan sejak pekan ke-14 masa kehamilan, atau akan lebih baik jika diberikan sejak berencana hamil. Jika sudah terlambat, penularan HIV hanya bisa dicegah dengan cara melahirkan anak secara caesar.
Selain menular dari ibu hamil ke anaknya, HIV juga bisa menular melalui kontak cairan tubuh terutama darah dan cairan sperma. Pencegahannya antara lain dengan menghindari perilaku seks yang berisiko misalnya gonti-ganti pasangan, serta tidak memakai jarum suntik bersama-sama.
Langganan:
Postingan (Atom)