Untuk mengantisipasi semakin meluasnya kasus HIV-AIDS di Kabupaten Cirebon, Dinas Kesehatan menyiapkan 22 Klinik dan akan terus ditingkatkan sesuai dengan bertambahnya kasus.
Pada tahun 2012 Dinas Kesehatan hanya mempunyai 1 Klinik Utama dan 1 Klinik Satelit serta 1 Rumah Sakit CST/PDP yaitu Puskemas Kedawung sebagai Klinik Utama dan Plumbon Satelinya seerta RSUD Waled sebagai Rumah Sakit untuk Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP). Namun Mulai tahun 2013 bertambah lagi menjadi 5 klinik yaitu dengan di setupnya Puskesmas Suranenggala, Ciledug dan Puskesmas Beber. Karena kasus terus meningkat maka pada awal akhir tahun 2013 mensetup lagi sebanyak 10 Klinik VCT dan 4 Rumah Sakit PDP, 1 Klinik Lapas sehingga pada akhir tahun 2014 mempunyai 22 Klinik, yang terdiri dari 16 Klinik di Puskesmas dan 5 di Rumah Sakit serta 1 layanan di Lapassustik Gintung.
Dari tahun ke tahun penemuanya semakin terus meningkat seiring dengan meningkatnya layanan Klinik Mobile ke Hotspot dan populasi kunci serta pemeriksaan kepada ibu hamil.
Penemuan kasus diawali sejak tahun 2000 (3 kasus) dan dalam waktu 10 tahun meningkat tajam menjadi 501 kasus serta akhir tahun 2014 sudah mencapai 973 kasus.
Adapun layanan yang tersedia yaitu Klinik VCT, Klinik IMS, Klinik Metadhon dan Rumah Sakit Rujukan untuk perawatan dukungan dan pengobatan. Untuk ARV tersedia di 3 Rumah Sakit yaitu, Arjawinangun, Waled dan Sidawangi serta satelit RS MItra Plumbon dan Pertamina Klayan.
Pencegahan pun terus dilakukan untuk menekan kasus infeksi baru melalui sosialisasi ke desa-desa dan juga melalui audio visual dengan sasaran kelompok risiko tinggi dan ibu hamil dengan tujuan memutus mata rantai penularan.
Read more...
Poster HIV-AIDS Thumbnail
Prevalency rate HIV Thumbnail
ARV, Dambaan ODHA Thumbnail
Rapid Test Thumbnail

Poster HIV-AIDS
Narkoba adalah salah satu pintu masuk HIV...More
Prevalence HIV
Jumlah HIV-AIDS terus berkembang...More
ARV dambaan ODHA
Sampai saat ini belum diketemukan obat untuk HIV-AIDS...More
Rapid Test
Dengan Rapid Test makin cepat deteksi Antibodi HIV...More
Tampilkan postingan dengan label aids. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label aids. Tampilkan semua postingan
Selasa, 31 Maret 2015
HIV-AIDS Tahun 2014 di Kabupaten Cirebon Capai 973 Kasus
Human Immunodeficiency Virus (HIV)terus ditemukan di Kabupaten Cirebon dari tahun 1990 sampai dengan akhir tahun 2014 sudah mencapai 973 kasus. Hal ini tentunya dengan melakukan pemeriksaan ke populasi kunci dan orang-orang yang berisiko tinggi tertular HIV. Kasus tahun 2014 sendiri ditemukan 199 kasus. Kasus pun masih di dominasi kaum laki-laki (65%)dan usia produktif (20-50th) 85%. Jika dilihat dari faktor risiko lebih dominan pada transmisi seksual (60%), pengguna narkoba suntik (35%) dan 4,5% melalui penularan lainnya serta penularan secara vertikal(ibu ke anak) 0,5%.
Tentunya dengan adanya kasus penularan secara vertikal ini, semua ibu hamil harus disarankan untuk tes HIV yang tentunya dengan melihat faktor resiko. Hal ini tetntunya sesuai dengan Surat Edaran Kementerian Kesehatan Nomor 129 Tahun 2013.
Bahkan dengan Permenkes Nomor 21 Tahun 2013, setiap ODHA harus diskreening TB dan setiap pasien TB harus ditawarkan untuk tes HIV. Dengan hal ini tentunya bertujuan untuk menurunkan beban TB pada ODHA dan sebaliknya.
Read more...
Kamis, 21 Februari 2013
Puskesmas Suranenggala Layani IMS dan HIV/AIDS
Sejak Januari 2013 Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon menambah klinik layanan IMS dan HIV/AIDS di Puskesmas Suranenggala, tidak lain dari penambahan ini adalah daram rangka meningkatkan aksessibilitas pelayanan, sehingga masyarakat bisa lebih efisien baik dari waktu maupun biaya yang dikeluarkan untuk datang ke pelayanan kesehatan.
Perlu diketahui bahwa layanan ini meliputi pemeriksaan laboratorium, konseling, pengobatan dan dukungan bagi masyarakat yang membutuhkannya.
Read more...
Perlu diketahui bahwa layanan ini meliputi pemeriksaan laboratorium, konseling, pengobatan dan dukungan bagi masyarakat yang membutuhkannya.
Kumulatif Kasus HIV/AIDS Capai 637 Orang
Data kumulatif HIV/AIDS di Kabupaten Cirebon sampai dengan Tahun 2012
mencapai 637 kasus, hal ini ada kenaikan penemuan dari tahun 2011 (557
kasus) sebanyak 80 kasus. Tetapi harus diingat bahwa data ini adalah
fenomena gunung es, jadi yang diketemukan melalui layanan klinik VCT dan
mobile VCT, artinya masih ada beberapa kasus yang belum diketemukan.
Data ini terdiri atas dua bagian yaitu kasus yang betul-betul warga
kabupaten cirebon dan warga pendatang. Untuk kasus warga kabupaten
cirebon sebanyak 317 kasus dan sisanya luar warga kabupaten cirebon yang
ditemukan pada saat VCT.
Read more...
Sabtu, 31 Maret 2012
Update data HIV sampai dengan Maret sebanyak 584 kasus
Pada tahun 2000 kasus HIV-AIDS di Kabupaten Cirebon petamakali ditemukan sebanyak 3 kasus, dan dalam kurun waktu 12 tahun tepatnya sampai dengan bulan Maret tahun 2012 sudah mencapai 584 kasus. Kasus ini diketemukan melalui Mobile VCT dan Klinik VCT serta Palang Merah Indonesia (PMI), dimana untuk warga kabupaten 255 kasus, penghuni LAPAS Suntik Gintung 311 dan pemeriksaan darah di PMI 18 kasus.
Untuk warga Kabupaten Cirebon dari sejumlah 255 kasus, apabila dilihat dari cara penularannya, melalui sex bebas 182 (71,37%), Pengguna Narkoba Suntik (penasun) 72 (28,23%) dan perinatal 1 (0,39%) kasus.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus penyebab AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) sehingga akan timbul sekumpulan gejala penyakit sebagai akibat dari menurunnya system kekebelan tubuh. Kondisi ini akan terus memburuk jika tidak segera ditangani bahkan bisa meninggal
Senin, 30 Januari 2012
Ibu Hamil Wajib Tes HIV jika Suami doyan Jajan atau nge-Drugs
Meski tampak sehat, ibu hamil bisa saja menularkan HIV ke anaknya sebab infeksi virus ini memang tidak selalu memunculkan gejala. Biar lebih aman, ibu hamil sangat dianjurkan tes HIV jika suaminya pengguna narkoba atau suka jajan.
Tingkat penularan Human Imunnodeficiency Virus (HIV) pada ibu dan anak makin meningkat belakangan ini. Dalam banyak kasus, ibu dan anak menjadi korban dari perilaku ayah yang berisiko misalnya menggunakan narkoba atau gonta ganti pasangan seks.
Meski begitu, penularan dari ibu hamil ke anak yang dikandungnya bisa dicegah melalui program Preventing Mother to Child Transmission (PMTCT). Syaratnya adalah, infeksi HIV pada ibu hamil tidak boleh terlambat terdeteksi agar pemberian obat antiretroviral (ARV) lebih efektif.
Sayangnya deteksi HIV tidak bisa dilakukan hanya dari gejalanya saja, sebab infeksi HIV biasanya tidak menunjukkan gejala apapun hingga 5-10 tahun sejak tertular. Satu-satunya cara untuk mendeteksinya adalah dengan tes HIV atau VCT (Voluntary Counseling and Test).
"Memang tidak semua ibu hamil harus periksa, hanya yang berisiko saja. Misalnya suaminya adalah pengguna narkoba, atau sering gonta ganti pasangan seks," kata dr Fauziawaty, dokter praktik di Klinik KB PT Indofood Makassar saat ditemui di Kawasan Industri Makassar, Kamis (16/12/2011).
Pemberian ARV untuk mencegah penularan HIV dari ibu hamil ke anak yang dikandungnya biasanya masih efektif jika dilakukan sejak pekan ke-14 masa kehamilan, atau akan lebih baik jika diberikan sejak berencana hamil. Jika sudah terlambat, penularan HIV hanya bisa dicegah dengan cara melahirkan anak secara caesar.
Selain menular dari ibu hamil ke anaknya, HIV juga bisa menular melalui kontak cairan tubuh terutama darah dan cairan sperma. Pencegahannya antara lain dengan menghindari perilaku seks yang berisiko misalnya gonti-ganti pasangan, serta tidak memakai jarum suntik bersama-sama.
Read more...
Tingkat penularan Human Imunnodeficiency Virus (HIV) pada ibu dan anak makin meningkat belakangan ini. Dalam banyak kasus, ibu dan anak menjadi korban dari perilaku ayah yang berisiko misalnya menggunakan narkoba atau gonta ganti pasangan seks.
Meski begitu, penularan dari ibu hamil ke anak yang dikandungnya bisa dicegah melalui program Preventing Mother to Child Transmission (PMTCT). Syaratnya adalah, infeksi HIV pada ibu hamil tidak boleh terlambat terdeteksi agar pemberian obat antiretroviral (ARV) lebih efektif.
Sayangnya deteksi HIV tidak bisa dilakukan hanya dari gejalanya saja, sebab infeksi HIV biasanya tidak menunjukkan gejala apapun hingga 5-10 tahun sejak tertular. Satu-satunya cara untuk mendeteksinya adalah dengan tes HIV atau VCT (Voluntary Counseling and Test).
"Memang tidak semua ibu hamil harus periksa, hanya yang berisiko saja. Misalnya suaminya adalah pengguna narkoba, atau sering gonta ganti pasangan seks," kata dr Fauziawaty, dokter praktik di Klinik KB PT Indofood Makassar saat ditemui di Kawasan Industri Makassar, Kamis (16/12/2011).
Pemberian ARV untuk mencegah penularan HIV dari ibu hamil ke anak yang dikandungnya biasanya masih efektif jika dilakukan sejak pekan ke-14 masa kehamilan, atau akan lebih baik jika diberikan sejak berencana hamil. Jika sudah terlambat, penularan HIV hanya bisa dicegah dengan cara melahirkan anak secara caesar.
Selain menular dari ibu hamil ke anaknya, HIV juga bisa menular melalui kontak cairan tubuh terutama darah dan cairan sperma. Pencegahannya antara lain dengan menghindari perilaku seks yang berisiko misalnya gonti-ganti pasangan, serta tidak memakai jarum suntik bersama-sama.
Minggu, 22 Januari 2012
HIV-AIDS sampai dengan Juni 2011
Berikut situasi perkembangan penderita HIV/AIDS pada Triwulan 2 tahun 2011 di Indonesia
Read more...
- Dari April sampai dengan Juni 2011 kasus AIDS baru dulaporkan adalah 2.001 kasus dari 59 Kabupaten/Kota di 19 Provinsi.
- Rasio kasus AIDS antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1
- Cara penularan kasus AIDS baru yang dilaporkan melalui heteroseksual (76,3%), (IDU 16,3%),perinatal (4,7%) dan LSL (2,2%).
- Proporsi kasus AIDS tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 20-29 tahun (36,4%), disusul kelompok umur 30-39 tahun (34,5%) dan kelompok umur 40-49 tahun (13,3%).
- Jumlah total kasus baru HIV positif pada layanan VCT di triwulan 2 tahun 2011 adalah 6.087.
- Pelayanan pengobatan ODHA di Indonesia telah dimulai sejak tahun 2005 dengan jumlah yang masih dalam pengobatan ARV pada akhir 2005 sebanyak 2.381 (61% dari yang pernah menerima ARV). Sedangkan pada Juni 2011 terdapat 21.775 ODHA yang masih menerima ARV (55,7% dari yang pernah menerima ARV). Jumlah ODHA yang masih dalam pengobatan ARV tertinggi dilaporkan dari provinsi DKI Jakarta (8.331), Jawa Barat (2.542), Jawa Timur (2.072), Bali (1.379), Papua (1.116), Jawa Tengah (909), Sumatera Utara (850), Kalimantan Barat (582), Kepulauan Riau (580), dan Sulawesi Selatan (611).
- Kematian ODHA menurun dari 46% pada tahun 2006 menjadi 22% pada tahun 2010.
- Sebanyak 79,7% ODHA masih menggunakan rejimen lini pertama, 16,7% telah substitusi (salah satu ARV nya diganti dengan obat ARV lain tapi masih pada kelompok lini pertama yang original) dan 3.8% switch (1 atau 2 jenis ARV-nya diganti dengan obat ARV lini kedua).
Sabtu, 21 Januari 2012
Kenali tanda-tanda HIV sejak dini
The Centers for Disease Control and Prevention atau biasa disingkat CDC memperkirakan bahwa 25% dari penderita HIV positif tidak sadar dengan kondisi kesehatan dan status HIV mereka. Untuk itu pengetahuan tentang gejala dini penyakit ini sangatlah penting untuk mencegah lebih parahnya dan susah penanggulangannya.
Setidaknya dengan mengetahui lebih dini tentang penyakit ini bagi yang mengidapnya akan memberikan pencegahan secara intensif penderitanya agar bisa lebih bertahan hidup lebih lama dari penyakit AIDS yang sudah parah. Jadi mengetahi gejala HIV salah satu point penting penanggulangannya.
Cara terbaik untuk mengetahui apakah sesorang mengidap HIV / AIDS atau tidak adalah dengan melakukan pemeriksaan kesehatan melalui test darah. Ketika pengujian tidak memungkinkan, ada tanda-tanda tertentu yang bisa menunjukkan apakah seseorang mengidap HIV/AIDS atau tidak, atau minimal megetahui gejala-gejalanya.
Harus diingat bahwa seseorang yang mengidap HIV biasanya tidak menunjukkan tanda-tanda selama paling sedikit beberapa bulan sampai beberapa tahun.
Pada orang dewasa, 3 tanda-tanda utama AIDS adalah:
Orang dewasa dapat didiagnosis mengidap AIDS, jika memiliki minimal 2 tanda-tanda utama dan satu tanda minor. Tapi, itu sudah cukup untuk membuat diagnosis AIDS jika seseorang mengidap kanker kulit (disebut Karposi, yang biasanya kemerah-merahan, ungu, atau bintik-bintik hitam pada kulit yang dapat menjadi besar dan menyakitkan) atau kriptokokal meningitis (infeksi pada meliputi otak yang menyebabkan demam, leher kaku, sakit kepala, kebingungan, dan ketidakmampuan untuk bangun)
Read more...
Setidaknya dengan mengetahui lebih dini tentang penyakit ini bagi yang mengidapnya akan memberikan pencegahan secara intensif penderitanya agar bisa lebih bertahan hidup lebih lama dari penyakit AIDS yang sudah parah. Jadi mengetahi gejala HIV salah satu point penting penanggulangannya.
Cara terbaik untuk mengetahui apakah sesorang mengidap HIV / AIDS atau tidak adalah dengan melakukan pemeriksaan kesehatan melalui test darah. Ketika pengujian tidak memungkinkan, ada tanda-tanda tertentu yang bisa menunjukkan apakah seseorang mengidap HIV/AIDS atau tidak, atau minimal megetahui gejala-gejalanya.
Harus diingat bahwa seseorang yang mengidap HIV biasanya tidak menunjukkan tanda-tanda selama paling sedikit beberapa bulan sampai beberapa tahun.
Pada orang dewasa, 3 tanda-tanda utama AIDS adalah:
- Kehilangan 10% dari berat badan lebih dari satu bulan tanpa penyebab.
- Diare lebih dari satu bulan.
- Demam yang berlangsung selama lebih dari satu bulan baik konstan atau datang dan pergi
- Batuk kering yang tidak sembuh-sembuh.
- Kulit gatal di seluruh tubuh.
- Herpes zoster (mirip cacar air, atau disebabkan virus yang juga mengakibatkan cacar air, virus herpes) yang tidak kunjung sembuh.
- Candidiasis, yang putih, mengangkat ruam pada mulut, lidah, atau tenggorokan.
- Pembengkakan kelenjar (di leher, ketiak, atau selangkangan) dengan atau tanpa infeksi aktif.
Orang dewasa dapat didiagnosis mengidap AIDS, jika memiliki minimal 2 tanda-tanda utama dan satu tanda minor. Tapi, itu sudah cukup untuk membuat diagnosis AIDS jika seseorang mengidap kanker kulit (disebut Karposi, yang biasanya kemerah-merahan, ungu, atau bintik-bintik hitam pada kulit yang dapat menjadi besar dan menyakitkan) atau kriptokokal meningitis (infeksi pada meliputi otak yang menyebabkan demam, leher kaku, sakit kepala, kebingungan, dan ketidakmampuan untuk bangun)
Gejala HIV
Orang yang terinfeksi HIV tidak akan mengalami gejala langsung. Namun, jika ada gejala, biasanya meliputi diare, kelelahan, demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, pembengkakan kelenjar getah bening dan muntah.
Meskipun demikian, gejala HIV akan berbeda pada setiap tahap.
Beberapa gejala HIV pada tahap ini adalah: kebingungan, diare, batuk, kelelahan, kehilangan nafsu makan, infeksi ragi mulut, keringat malam, mati rasa, nyeri saat menelan, sesak napas, kelemahan pada tungkai, kehilangan berat badan.
Dengan berlalunya waktu dan tanpa pengobatan yang efektif untuk HIV, sistem kekebalan tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi oportunistik. Infeksi disebabkan oleh kuman yang biasanya sekitar itu.
Sebagian besar kanker juga menyebabkan sistem kekebalan tubuh melemah. Oleh karena itu beberapa penyakit infeksi dan berkembang seperti kanker karena sistem kekebalan tubuh semakin melemah.
Anak-anak mungkin mengalami hambatan pertumbuhan dan sering sakit ketika didiagnosis dengan HIV. Mereka mungkin memiliki masalah dalam berjalan dan perkembangan mental mungkin akan tertunda. Beberapa infeksi masa kanak-kanak seperti tonsilitis, radang paru-paru dan infeksi telinga juga semakin buruk.
Read more...
Meskipun demikian, gejala HIV akan berbeda pada setiap tahap.
Tahap awal
Pada tahap awal, gejala yang dialami adalah mual, kram perut, diare, semakin pembesaran kelenjar getah bening, ruam kulit, penurunan berat badan, sakit tenggorokan, sakit kepala, demam, sakit pada otot dan sendi. Gejala-gejala ini dapat berkembang dalam beberapa hari atau bahkan beberapa minggu setelah orang terinfeksi HIV.Tahap kronis
Pada tahap kronis, gejala-gejala HIV dapat berlangsung bertahun-tahun untuk berkembang. Meskipun gejala tidak hadir, Virus HIV terus mereproduksi dirinya sendiri. sistem kekebalan melemah dari tahun ke tahun.Beberapa gejala HIV pada tahap ini adalah: kebingungan, diare, batuk, kelelahan, kehilangan nafsu makan, infeksi ragi mulut, keringat malam, mati rasa, nyeri saat menelan, sesak napas, kelemahan pada tungkai, kehilangan berat badan.
Tahap terakhir
Pada tahap ini, sistem kekebalan tubuh menjadi sangat lemah dan tidak mampu melawan virus dan infeksi lagi.Dengan berlalunya waktu dan tanpa pengobatan yang efektif untuk HIV, sistem kekebalan tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi oportunistik. Infeksi disebabkan oleh kuman yang biasanya sekitar itu.
Sebagian besar kanker juga menyebabkan sistem kekebalan tubuh melemah. Oleh karena itu beberapa penyakit infeksi dan berkembang seperti kanker karena sistem kekebalan tubuh semakin melemah.
Anak-anak mungkin mengalami hambatan pertumbuhan dan sering sakit ketika didiagnosis dengan HIV. Mereka mungkin memiliki masalah dalam berjalan dan perkembangan mental mungkin akan tertunda. Beberapa infeksi masa kanak-kanak seperti tonsilitis, radang paru-paru dan infeksi telinga juga semakin buruk.
Perbedaan HIV dan AIDS
Masih banyak orang yang belum mengerti perbedaan HIV dan AIDS. Pengertian kedua istilah ini kerap disamaartikan. Seseorang yang diketahui positif mengandung HIV dianggap sebagai pengidap AIDS. Padahal ia masih sehat dan belum menunjukkan gejala apa pun.
AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia sesudah sistem kekebalannya dirusak oleh virus yang disebut HIV. Pengertian AIDS tercermin dari kepanjangan Acquired Immune Deficiency Syndrome, atau Sindrom Cacat Kekebalan Tubuh Dapatan.
AIDS adalah sindrom yang fatal karena menimbulkan kerusakan progresif pada sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita amat rentan dan mudah terjangkit beberapa penyakit. Antara lain penyakit yang disebabkan berbagai jenis protozoa, cacing, jamur, bakteri, virus dan kanker. Karena banyaknya variasi penyakit yang menyerang penderita, AIDS disebut suatu sindrom.
HIV adalah singkatan Human Immunodeficiency virus, yaitu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia hingga akhirnya menimbulkan AIDS. HIV menyerang sel-sel darah putih sistem kekebalan tubuh. Sel yang bernama limfosit ini bertugas menangkal infeksi yang menyerang tubuh manusia. Sel ini juga disebut sel T-4, atau sel T penolong (T-helper).
HIV adalah kelompok retrovirus yang mempunyai kemampuan mengcopy cetak biru materi-materi Figenetik sel-sel manusia yang ditumpangi. Dengan proses ini HIV dapat mematikan sel-sel T-4.
Masa inkubasi HIV biasanya antara 5-7 tahun. Selama itu, penderita tidak memperlihatkan gejala-gejala, meski jumlah virus HIV semakin banyak dan sel T-4 semakin habis. Semakin kecil jumlah sel T-4, semakin rusaklah fungsi sistem kekebalan tubuh.
Artinya, penyakit-penyakit yang semula tidak menyebabkan kelainan karena sistem kekebalan tubuh baik, berkembang menjadi parah. Penyakit-penyakit ini lazim disebut infeksi oportunistik.
Pada saat sistem kekebalan tubuh seseorang dalam keadaan rusak, pengidap HIV mulai menampakkan gejala-gejala AIDS. Dan kondisi itu akan terus memburuk hingga ajal menjemput
Read more...
AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia sesudah sistem kekebalannya dirusak oleh virus yang disebut HIV. Pengertian AIDS tercermin dari kepanjangan Acquired Immune Deficiency Syndrome, atau Sindrom Cacat Kekebalan Tubuh Dapatan.
AIDS adalah sindrom yang fatal karena menimbulkan kerusakan progresif pada sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita amat rentan dan mudah terjangkit beberapa penyakit. Antara lain penyakit yang disebabkan berbagai jenis protozoa, cacing, jamur, bakteri, virus dan kanker. Karena banyaknya variasi penyakit yang menyerang penderita, AIDS disebut suatu sindrom.
HIV adalah singkatan Human Immunodeficiency virus, yaitu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia hingga akhirnya menimbulkan AIDS. HIV menyerang sel-sel darah putih sistem kekebalan tubuh. Sel yang bernama limfosit ini bertugas menangkal infeksi yang menyerang tubuh manusia. Sel ini juga disebut sel T-4, atau sel T penolong (T-helper).
HIV adalah kelompok retrovirus yang mempunyai kemampuan mengcopy cetak biru materi-materi Figenetik sel-sel manusia yang ditumpangi. Dengan proses ini HIV dapat mematikan sel-sel T-4.
Masa inkubasi HIV biasanya antara 5-7 tahun. Selama itu, penderita tidak memperlihatkan gejala-gejala, meski jumlah virus HIV semakin banyak dan sel T-4 semakin habis. Semakin kecil jumlah sel T-4, semakin rusaklah fungsi sistem kekebalan tubuh.
Artinya, penyakit-penyakit yang semula tidak menyebabkan kelainan karena sistem kekebalan tubuh baik, berkembang menjadi parah. Penyakit-penyakit ini lazim disebut infeksi oportunistik.
Pada saat sistem kekebalan tubuh seseorang dalam keadaan rusak, pengidap HIV mulai menampakkan gejala-gejala AIDS. Dan kondisi itu akan terus memburuk hingga ajal menjemput
Kamis, 19 Januari 2012
Kebijakan pencegahan HIV dari Ibu ke Bayi
Dalam publikasi rekomendasi WHO maupun UNAIDS tahun 2010 dikatakan bahwa terdapat 33,4 juta orang dengan HIV/AIDS (ODHA) diseluruh dunia. Sebanyak 15,7 juta (47%) diantaranya adalah perempuan dan 2,1 juta anak-anak berusia <15 tahun. Selama tahun 2008 terdapat 1,4 juta perempuan dengan HIV positif melahirkan di negara berkembang dan terjadi 430.000 bayi terinfeksi HIV. Penularan HIV dari ibu ke bayi ini dapat dicegah dengan Program Mother to Child HIV transmission (PMTCT). Walaupun berbagai upaya telah dilaksanakan selama beberapa tahun, ternyata cakupan PMTCT masih rendah, yaitu 10% di tahun 2014, kemudian meningkat menjadi 355 pada tahun 2007 dan 45% di tahun 2008 (sesuai laporan Universal Akses 2009).
Read more...
Langganan:
Postingan (Atom)