HIV-AIDS

 

Sabtu, 31 Maret 2012

Strategi DOTS Sembuhkan Tuberkulosis

1 komentar
Terapi DOTS (Directly Observed Treatment Short Course) merupakan strategi pengobatan pasien TB dengan menggunakan obat jangka pendek dan diawasi langsung oleh pengawas yang dikenal pengawas minum obat atau dokter. Strategi ini efektif dijalankan dalam pengobatan TB selama enam-delapan bulan tanpa putus. Dengan kata lain pasien dapat rawat jalan dengan metode ini. Namun harus patuh.
Terapi dengan obat merupakan anjuran pemerintah tanpa mengeluarkan biaya. Pasien hanya membayar biaya pemeriksaan dan perawatan oleh dokter. Di puskesmas dan rumah sakit menyediakan obat gratis, sehingga pengidap TB dapat mendatangi instalasi kesehatan untuk menyembuhkannya. "Kuncinya jika ingin sembuh adalah ketaatan menjalani pengobatan, jangan bosen atau malu," ujarnya.
Upaya peningkatan pelayanan kesehatan pada pengidap TB tidak luput dari tingkat ancaman penyakit yang telah ada sejak ratusan tahun lalu. Berdasarkan Global Report TB tahun 2010, Prevalensi TB di Indonesia adalah 285 per 100.000 penduduk, sedangkan angka kematian TB telah turun menjadi 27 per 100.000 penduduk. TB hingga saat ini merupakan penyakit menahun yang terus mengancam kehidupan manusia.
Minim Pengetahuan
Sulitnya pemberantasan TB disebabkan beberapa faktor. Antara lain, pasien, dokter, masyarakat dan lingkungan. Dari sisi pasien, tidak mengetahui gejala TB yang sedang dialami. Dan ketika periksa ke dokter mengaku hanya batuk beberapa hari, padahal sudah dua atau tiga minggu.
"Padahal batuk dua-tiga minggu merupakan gejala awal TB, tapi pasien mungkin rikuh atau malu bilang sebenarnya kepada dokter, sehingga tidak terdeteksi TB dan dokter hanya memberi obat batuk biasa,".
Jadi tidak salah ketika dokter memberi obat batuk. Tidak banyak dokter umum yang biasa jadi rujukan pasien minim akan pengetahuan TB, karena sedikit yang mengambil materi tentang TB. Sehingga diagnosa awal yang salah berdampak pada sulitnya penanganan TB.
Dalam analisa laboratorium dokter umum tidak jarang hanya berlandaskan rontgen, tanpa analisa dahak. Sehingga ketika diketahui paru-paru terkena bakteri maka ditetapkan sebagai TB. Untuk analisa dahak juga harus dilakukan dalam tiga tahap yakni sewaktu periksa, saat pagi usai periksa, dan sewaktu periksa pada hari ketiga. "Masyarakat biasanya periksa penyakit di dokter umum, sehingga analisanya tidak jarang pakai hasil rontgen,".
Read more...

Update data HIV sampai dengan Maret sebanyak 584 kasus

0 komentar

Pada tahun 2000 kasus HIV-AIDS di Kabupaten Cirebon petamakali ditemukan sebanyak 3 kasus, dan dalam kurun waktu 12 tahun tepatnya sampai dengan bulan Maret tahun 2012 sudah mencapai 584 kasus. Kasus ini diketemukan melalui Mobile VCT dan Klinik VCT serta Palang Merah Indonesia (PMI), dimana  untuk warga kabupaten 255 kasus, penghuni LAPAS Suntik Gintung 311 dan pemeriksaan darah di PMI 18 kasus.
Untuk warga Kabupaten Cirebon dari sejumlah 255 kasus, apabila dilihat dari cara penularannya, melalui sex bebas 182 (71,37%), Pengguna Narkoba Suntik (penasun) 72 (28,23%) dan perinatal 1 (0,39%) kasus.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus penyebab AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) sehingga akan timbul sekumpulan gejala penyakit sebagai akibat dari menurunnya system kekebelan tubuh. Kondisi ini akan terus memburuk jika tidak segera ditangani bahkan bisa meninggal
Read more...

Sabtu, 24 Maret 2012

Tomcat mulai serang Kabupaten Cirebon

0 komentar
Rabu (21/3) Dinas Kesehatan mendapatkan laporan dari salah seorang warga di Desa Adidarma bahwa tomcat telah menyerang Mess. Dinas Kesehatan segera berkoordinasi dengan Dinas Pertanian untuk segera mengantisipasi serangan ke masyarakat. Kamis (22/3) langsung melakukan investigasi ke Mess tersebut, dan hasilnya Dinas Pertanian langsung melakukan penyemprotan dengan desinfektan.
Sabtu (24/3) Cirebonnews.com melaporkan pula bahwa warga di Kedawung tepatnya di Blok Ciledu Desa Kedungdawa satu keluarga telah diserang, dengan luka seperti yang mereka lihat di TV.

Dengan hal tersebut,
Read more...

Selasa, 20 Maret 2012

P3K serangan serangga Tomcat

0 komentar
Hingga saat ini belum ditemukan anti racun pederin, oleh sebab itu cara terbaik menghadapi serangan kumbang yang dijuluki tomcat ini masih terbatas pada pencegahan dan pertolongan pertama (first aid).
Pencegahan
  1. Kumbang ini umumnya aktif pada malam hari, peka dan suka terhadap cahaya. Oleh sebab itu di kawasan yang tinggi populasi tomcat, kurangilah lampu taman atau lampu teras. Usahakan lubang-lubang ventilasi rumah yang dapat ditembus cahaya dipasangi ram (kawat kasa) nyamuk.
  2. Hindarilah kontak fisik dengan cara menyentuh serangga ini secara langsung dengan kulit terbuka.
  3. Bila berjalan atau berkendara dengan sepeda motor malam hari sebaiknya gunakan jaket dengan kerah menutupi leher, sarung tangan, dan helm berkaca yag bisa melindungi seluruh permukaan wajah.
Read more...

Solusi menangani Tomcat

0 komentar
Serangan serangga tomcat sebenarnya tak perlu terlalu dicemaskan. Cara untuk terhindar dari infeksi toksin hewan itu pun sangat mudah. Berikut adalah tips dari Alex Siajaya, Kepala Bidang Pertanian dan Kehutanan Pemerintah Kota Surabaya:
Jangan ditepuk
Bila ada tomcat yang hinggap di tubuh, jangan sesekali mencoba mengusir dengan menepuknya. Pasalnya, jika itu dilakukan, tomcat akan mengeluarkan racun.
Goyangkan tubuh
Untuk menjatuhkan tomcat, cukup menggoyangkan bagian badan hingga serangga itu terjatuh. Kemudian barulah menginjaknya hingga mati menggunakan alas kaki. Dengan begitu tomcat tidak akan mengeluarkan toksin-nya.
Read more...

Serangga Tomcat

0 komentar
Serangga yang disebut serangga tomcat menyerang warga apartemen di Surabaya. Serangga ini juga dilaporkan menyerang kawasan Kenjeran dan Wonorejo.
Pakar serangga dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Hari Sutrisno, mengatakan, "Serangga Tomcat sebenarnya adalah serangga genus Paederus."
Serangga tersebut adalah kumbang memiliki ukuran relatif kecil, sekitar 1 cm sehingga kadang tidak dikenali. Keunikan serangga ini adalah bagian sayap yang tak menutupi seluruh abdomen.
"Ada 12 jenis serangga jenis ini. Namun yang paling banyak di sini adalah Paederus fasciatus. Jadi kemungkinan yang di Surabaya adalah jenis ini," jelas Hari.
Hari mengatakan, serangga ini memiliki habitat di persawahan, hutan maupun taman kota. Biasanya, serangga ini memakan telur serangga lain pemakan daun.
Sebutan serangga ini sedikit kurang tepat sebab sebenarnya tomcat adalah nama pestisida. Di beberapa daerah, serangga ini sering disebut semut kanai atau semut kayap.
Read more...